Minggu, 08 Mei 2011

Pasujudan Sunan Bonang



          Bagi pengunjung yang memang menyukai wisata religi, tentunya tidak akan melewatkan kunjungannya ke Makam Sunan Bonang (R.Maulana Makdum Ibrahim) wafat tahun 1525 M dalam usia 60 tahun, di berada di desa Bonang, Kecamatan Lasem, dengan jarak 17 kilometer dari kota Rembang ke timur jurusan Surabaya. 

Selain mengunjungi makam, ketika anda sampai lokasi objek wisata, anda bisa mengunjungi tempat pasujudannya yang berada di sebuah bangunan mushalla dengan kamar berisi batu besar yang di gunakan oleh Sunan Bonang sebagai sajadah, tempat bershalawat (bertapa) atas perintah Nabi Haidir.
Batu itulah yang akhirnya dikenal dengan nama pasujudan (tempat sujud kepada Allah SWT) Sunan Bonang, karena ada bekas anggota badan Sunan Bonang.

Untuk bisa sampai ke lokasi pasujudan, pengunjung harus menaiki tangga dengan waktu tempuh sekitar 10 menit karena berada di atas perbukitan yang berada tak jauh dari Jalan Surabaya-Rembang.
Setelah mengunjun gi tempat pasujudan, tak jauh dari lokasi terdapat Makam Putri Campa, yaitu makam Dewi Indrawati (Ibu Raden Patah Sultan Demak) yang menjadi mubalighah di Bonang sampai akhir hayatnya.
Kesan sebagai makam mungkin bisa dibayangkan bangunannya tidak ada yang spesial, tetapi khusus Makam Putri Campa ini mempunyai alas tiang berupa umpak dari tulang ikan paus.
Setelah mengunjungi tempat pasujudan dan makam Putri Campa, pengunjung bisa menuju lokasi Makam Sunan Bonang yang berjarak dari lokasi petisalannya sekitar 300 meter dengan menyusuri jalan menuju perkampungan warga.
Makam Sunan Bonang terkesan sangat sederhana, karena tidak ada batu nisan yang menunjukkan makam tersebut merupakan seorang wali. Pengunjung hanya bisa melihat sebuah pohon yang tumbuh yang dilindungi pagar.
Sedangkan di luar pagar terdapat tulisan Makam Sunan Bonang (R.Maulana Makdum Ibrahim).
Perdebatan Makam Sunan Bonang memang masih terjadi, karena ada yang mengatakan makam beliau ada di Tuban serta ada yang meyakini berada di Madura (wallahu a’lam bissowab).
Keyakinan penduduk sekitar tentang Makam Sunan Bonagn karena sejumlah barang-barang yang biasa digunakan semasa hidup masih ada di daerah tersebut.
Jika pengunjung ingin melihat keramaian di lokasi objek, dapat berkunjung pada setiap bulan Selo (Dulkangidah) Hari Rabu Pahing sebagai acara haul Sunan Bonang.
Sedangkan Acara Penjamasan Pusaka Sunan Bonang berupa “bende” yang di beri nama “Bende Becak” pada setiap tanggal 10 Dzulhijah (Hari Raya Idul Adha) pukul 09.00 WIB diadakan upacara penjamasan di rumah juru kunci Desa Bonang, Kecamatan Lasem. Bende Becak berukuran garis tengah 10 centimeter. Bende ini berfungsi sebagai alat untuk mengumpulkan para wali atau sebagai tanda pemberitahuan akan terjadinya sesuatu peperangan/musibah.
Pada upacara ini dibagi-bagikan ketan kuning dengan enti / selai ( dari kelapa manis ) serta memperebutkan air bekas penjamasan Bende Becak yang konon dapat memberikan berkah. Dan untuk lebih dulu mendapatkan barang tersebut, pengunjung berusaha lebih dahulu datang karena ada pula yang menginap .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar